OGAN ILIR// medialawelangsumatera.com Dalam dinamika politik Ogan Ilir yang kerap kali tak terduga, keputusan PDI Perjuangan untuk tidak mencalonkan kader sendiri dalam Pilkada kali ini mengundang banyak tanya.
Mengapa partai sebesar PDI Perjuangan, yang memiliki segudang kader potensial, justru memilih untuk mendukung pasangan petahana, Panca-Ardani, yang secara historis merupakan lawan politik mereka?
Keputusan ini tak hanya mengejutkan, tapi juga mengundang spekulasi dan kekecewaan dari para simpatisan setia PDI Perjuangan.
Harapan publik yang semula menginginkan pertarungan politik yang seimbang, di mana PDI Perjuangan akan mengusung calon sendiri untuk menantang dominasi Panca-Ardani, kini pupus.
Tak bisa dipungkiri, PDI Perjuangan memiliki kader-kader hebat yang mampu menjadi alternatif kuat dalam pertarungan Pilkada.
Dukungan terhadap Panca-Ardani, sebuah langkah yang terkesan melawan arus, menimbulkan berbagai asumsi, mulai dari kompromi politik hingga strategi jangka panjang yang belum terungkap.
Dalam konteks politik lokal, langkah ini juga memicu pertanyaan tentang konsistensi dan arah perjuangan PDI Perjuangan di Ogan Ilir.
Apakah ini sekadar manuver politik untuk memastikan posisi partai dalam pemerintahan? Atau ada alasan lain yang belum terungkap?
Publik kini hanya bisa menunggu dan melihat, apakah langkah ini akan membawa PDI Perjuangan pada posisi yang lebih kuat di masa depan, atau justru melemahkan basis dukungannya.
Namun yang pasti, keputusan ini telah mengubah lanskap politik Ogan Ilir secara signifikan, dan akan menjadi catatan penting dalam sejarah politik daerah ini. (Sumber media tribunepos)