OGAN ILIR//medialawelangsumatera.com Keputusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Ogan Ilir untuk mendukung dan mengusung pasangan petahana Panca-Ardani dalam Pilkada Ogan Ilir menuai protes keras dari salah satu kader senior partai.
Kunyadi, yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Ogan Ilir, tak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap arah politik yang diambil oleh partai berlambang banteng tersebut.
Kepada Tribunepos.com, Kunyadi mengungkapkan bahwa keputusan tersebut telah mencederai semangat kaderisasi yang selama ini menjadi salah satu prinsip utama dalam tubuh partai.
Seharusnya, dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60, ini menjadi momentum bagi PDI Perjuangan Ogan Ilir untuk memajukan kadernya sendiri sebagai calon bupati dan wakil bupati.
Ini adalah kado demokrasi bagi rakyat, namun sayangnya tidak dimanfaatkan dengan baik,” ujar Kunyadi dengan tegas pada Minggu malam, 25 Agustus 2024.
Menurut Kunyadi, salah satu fungsi utama partai politik adalah menciptakan kader yang mampu memimpin dan mengambil alih kekuasaan.
Namun, kenyataan yang terjadi di Ogan Ilir justru sebaliknya.
Pengkaderan partai, kata Kunyadi, gagal menghasilkan calon yang dianggap layak untuk diusung, sehingga partai terpaksa mendukung pasangan petahana yang bukan berasal dari kalangan kader.
“Pengkaderan untuk Ogan Ilir telah gagal. Jika masalah penting seperti Pilbup ini tidak pernah dibahas dengan kader di tingkat bawah, bagaimana partai bisa berkembang? Ini membuat organisasi partai jalan di tempat,” keluhnya.
Kunyadi juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa keputusan ini bisa membuat PDI Perjuangan Ogan Ilir menjadi kerdil dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
“Yang paling miris adalah ketika partai mendukung bukan kader, seolah-olah dukungan itu hanya diberikan kepada siapa yang mampu membayar,” sindirnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini, PDI Perjuangan Ogan Ilir memiliki sekitar 6.000 kader yang terdaftar sebagai pemegang Kartu Tanda Anggota (KTA).
Namun, ironisnya, tidak satupun dari mereka yang diusung sebagai calon bupati atau wakil bupati dalam Pilkada kali ini.
Padahal, menurut Kunyadi, putusan MK telah membuka jalan yang sangat lebar bagi partai untuk mengusung kadernya sendiri.
“Jika akhirnya hanya ada calon tunggal dalam Pilbup nanti, rakyat tidak memiliki pilihan.
Ini bukan hanya kekalahan bagi kader, tapi juga kekalahan bagi demokrasi,” pungkasnya.
Protes Kunyadi ini mencerminkan kekecewaan yang mungkin dirasakan oleh banyak kader PDI Perjuangan di Ogan Ilir.
Keputusan partai untuk mengusung pasangan petahana Panca-Ardani, meskipun dianggap pragmatis oleh sebagian pihak, tampaknya menyisakan luka mendalam bagi mereka yang selama ini berjuang untuk membesarkan nama partai dari bawah.
Sementara itu, para pemilih Ogan Ilir kini harus mempertimbangkan pilihan mereka dengan lebih hati-hati menjelang Pilkada yang semakin dekat. (Sumber media tribunepos)