
Sp. B. 80 Sindang marga Muba // medialawelangsumatera.com,15/10/2025 DKS Garda Prabowo bersama Ikatan Pemuda Bayung Lencir Bersatu (IPBLB)dan masyarakat Sindang marga,desa telang serta desa- desa terkait dalam wilayah operasional perusahaan PT. MMJ(pt.musi mitra jaya) dan PT.BPP(pt, bumi persada permai) menggelar aksi damai di simpang B80,desa sindang marga, kecamatan bayung lencir,kabupaten musi banyuasin,senin (14/10/2025).titik tersebut menjadi jalur utama lalu lintas angkutan batu bara menuju pelabuhan dari kawasan tambang.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap keselamatan pengguna jalan serta tanggung jawab sosial perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di wilayah bayung lencir.

Koordinator aksi,Muhamad Fahmi, mengatakan perusahaan selama ini dinilai abai terhadap dampak lingkungan dan keselamatan warga.Ia menyoroti kondisi jalan di sekitar simpang B80 yang licin dan berdebu akibat aktivitas truk angkutan batu bara.
“Jalan nasional bukan tempat melintas truk batu bara seenaknya. Saat hujan jalan licin, sering pengendara tergelincir. Kami hanya ingin perusahaan taat aturan,” ujar Fahmi.
Adapun tuntutan aksi di antaranya meminta perusahaan mematuhi UU RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Perbup Muba Nomor 25 Tahun 2019 tentang Pengaturan dan Pengendalian Angkutan Barang, Perda Muba Nomor 22 Tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, serta Perda Muba Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pemberdayaan Tenaga Kerja Lokal.

Salah satu pemuda Sindang Marga,Yoni Andika, menyebut masyarakat sudah terlalu lama menunggu janji perusahaan yang belum ditepati. Ia berharap pihak perusahaan lebih memperhatikan warga sekitar, terutama dalam rekrutmen tenaga kerja dan pencegahan kecelakaan di jalan.
“Sudah banyak kecelakaan, seperti di Dusun 3 Selaro. Kami berharap ada langkah nyata dan disediakan bus sekolah bagi anak-anak yang melewati jalan berbahaya,”ujarnya.
Selanjutnya,Gusti marhenis mewakili warga desa telang”kami dari telang ini sangat susah sekali melamar kerja di perusahaan- perusahaan yang ada di wilayah desa kami, paling putra daerah asli Pribumi sini pekerjakan kuli kasar, dan untuk pekerjaan kantor itu tenaga kerja nya orang-orang bawa,an perusahaan itu sendiri, entah mereka dari mana, kami pun kurang tahu soal itu,,begitu kata Gusti marhenis dalam menyampaikan keluhannya terhadap tenaga kerja.
Ramon,perwakilan transportir batu bara, menyatakan dukungannya terhadap aspirasi masyarakat. Ia berharap usaha batu bara dapat memberi dampak positif bagi perekonomian Bayung Lencir dan membuka lapangan kerja baru.
“Kami mendukung langkah masyarakat. Semoga usaha batu bara bisa ikut meningkatkan kesejahteraan warga,” katanya.
Aksi berlangsung tertib dengan pengamanan dari Polsek dan Koramil Bayung Lencir.
Setelah orasi, perwakilan massa melakukan mediasi di kantor PT Musi Mitra Jaya (MMJ) bersama pihak perusahaan, aparat TNI-Polri, pemerintah desa, dan awak media.
Dalam mediasi tersebut disepakati 14 poin penting, di antaranya kewajiban perusahaan melakukan penyiraman dan pembersihan jalan, kontribusi Rp6 juta per bulan bagi setiap vendor transportir, serta prioritas penerimaan tenaga kerja lokal melalui kepala desa.
Selain itu,PT MMJ dan PT BPP kedepan nanti berkomitmen membangun underpass di simpang B80,menyediakan satu unit kendaraan antar jemput sekolah, serta membangun klinik dan pos keamanan di Dusun III Telang melalui program CSR.
Muhamad Fahmi berharap kesepakatan tersebut benar-benar dijalankan dan tidak berhenti pada janji semata,apabila janji perusahaan PT. MMJ dan PT.BPP dalam kesepakatan berita acara tidak terealisasikan akan adakan aksi demo lagi dengan massa yang lebih besar lagi.
“Ini langkah positif. Kami ingin hasil nyata, bukan hanya kesepakatan di atas kertas,” tegasnya.
Pewarta: Arwani korwil sumsel


































