
Ogan Ilir | lawelangsumatera.com – SMA Negeri 1 Indralaya Selatan yang berada di Jln. Pendidikan Desa Tanjung Lubuk Kab. Ogan Ilir, Sumatera Selatan tahun 2023 Kepala Sekolahnya yaitu Zul Iskandar, lalu jumlah Siswa/I yang layak terima dana BOISP yaitu saekitar 326, maka dapun dana BOSP tahap 1 diterima sekolah tersebut yaitu sekitar Rp 244.500.000,- berdasarkan laporan pihak sekolah ke Kementrian terkait serta Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel melalui Apliaksi katanya digunakan untuk : penerimaan Peserta Didik baru Rp 4.200.000,- pengembangan perpustakaan Rp. 7.828.500,-
kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler Rp. 42.948.500,- kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran Rp. 14.748.300,- administrasi kegiatan sekolah Rp. 51.023.657,- pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan Rp. 3.100.000,- langganan daya dan jasa Rp. 21.276.000,- pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah Rp. 68.815.043,- penyediaan alat multi media pembelajaran Rp. 2.000.000,- pembayaran honor Rp. 28.560.000,- Total Dana BOSP yang terserap Rp. 244.500.000,-, hal tersebut dikatakan oleh Bismar Ginting,SH.,MH selaku Ketua Umum LBHK-Wartawan, baru – baru ini.
Ditambahkan Bismar, kata Tim Kami di daerah Ogan Ilir bahwa kegiatan Pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah Rp.68 Jt lebih pada pencairan dana BOSP tahap 1 tahun 2023 sepertinya akal – akalan pihak sekolah saja sebab tidak jelas terlihat digunakan untuk apa saja dana tersebut, mana Sarpras yang dipelihara kata sumber, diduga kuat sekolah lakukan penggelembungan dan atau mark up jumlah barang atau alat yang dibeli untuk kepentingan kegiatan tersebut, misalnya barang diantar ke sekolah 30 tapi ditulis pada faktur pembelian jumlahnya menjadi 50 tegas Tim LBHK-Wartawan di Ogan Ilir;
Demikian juga terhadap kegiatan pengembangan perpustakaan Rp. 7 jt lebih,- juga diduga tidak jelas, diduga kuat kegiatan ini juga ada unsur korupsinya, tegas Bismar.
Lalu pada pencairan dana BOSP tahap 2 SMA Negeri 1 Indralaya Selatan menerima dana sekitar Rp 244.500.000,- laporan pihak sekolah ke Kementrian terkait serta Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel melalui Aplikasi digunakan untuk penerimaan Peserta Didik baru Rp 150.000,- pengembangan perpustakaan Rp 42.120.000,- kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler Rp 34.298.500,- kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran Rp 5.420.000,- administrasi kegiatan sekolah Rp 27.923.500,- pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan Rp 300.000,- langganan daya dan jasa Rp 8.092.700,- pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah Rp 16.905.000,- pembayaran honor Rp 14.370.000,- Total Dana BOSP yang terserap Rp 149.579.700,- padahal jumlah dana BOSP tahap 2 diterima sekolah Rp 244.500.000,- maka masih ada sisa dana BOSP tahap 2 tahun 2023 yang tidak habis diserap, diduga pihak sekolah minim program karane masih ada sisa sekitar Rp. 95 Jt lagi.
Dipihak lain item kegiatan pengembangan perpustakaan Rp 42 jt lebih, lalu mana buku atau benda yang dibeli dari anggaran tersebut, dipihak lain informasi terkait hal itu juga tidak ada terlihat disekolah tersebut, aneh bin ajaib pengelolaan dana BOSP disekolah tersebut diduga berbau korupsi, ujar Bismar.
Media ini berusaha konfirmasi ke sekolah tersebut, namun kata Guru yang ditemui bahwa Kepsek tidak ada disekolah, lagi keluar ujarnya.(Sumber dari MEDIA ANTI KORUPSI,Tim Sumsel/Red)